Nov 14, 2013

Terios Tangguh Dari Sawarna Hingga Pulau Komodo

Terios Tangguh Dari Sawarna Hingga Pulau Komodo


Terios 7 Wonders. Sebagai orang yang senang jalan-jalan dan berpetualang, menelusuri satu tempat ke tempat lain akan sangat menyenangkan apalagi ditunjang dengan kendaraan yang tangguh dan perkasa sehingga tidak bermasalah saat di perjalanan. Selain kendaraan yang perkasa di segala suasana, badan kita juga perlu dijaga agar tidak bermasalah selama perjalanan. 

Perjalanan pertama dimulai dari Sentul menuju pantai Sawarna Banten. Hari pertama bertepatan dengan tanggal 1 Oktober 2013, perjalanan dari Sentul menuju Pantai Sawarna melalui Jalan Cipaku Bogor tembus di daerah Cihideung, sesudah Lido Bogor. Jalan di daerah ini sedikit curam, dan berliku tetapi Terios TX tetap perkasa.

Setelah dari Cihedeung perjalanan dilanjutkan ke Parungkuda, Cikidang dan Sungai Citarik. Setelah melewati Sungai Citarik, perkebunan dan hutan para peserta sampai di Pelabuhan Ratu. Para peserta pun menikmati santap siang. Setelah makan siang perjalanan pun dilanjutkan banyak tanjakan terjal 45 derajat dan tikungan tajam hingga 180 derajat pun dilahap oleh Terios tanpa masalah, apalagi dikemudikan oleh para pengemudi dan performa kendaraan yang handal. 
(Pantai Sawarna Banten)
Tak terasa setelah perjalanan selama 6 jam sampailah di Pantai Sawarna yang begitu indah dan mempesona. Dua buah batu yang cukup besar berada di bibir pantai dan masyarakat sekitar menyebutnya Batu Layar. Selain para blogger dan media, terlihat banyak wisatawan mancanegara yang sedang asik berselancar. 

Setelah bermalam di sekitar Pantai Sawarna, peserta berangkat ke Yogyakarta melalui Palabuhan Ratu, kemudian dilanjutkan melalui jalan Cikembar menuju Sukabumi, Cianjur dan masuk tol Padalarang, Bandung, Cileunyi. Kemudian peserta makan siang di Cileunyi. Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke Nagreg, Tasikmalaya, Banjar, Ciamis, Cilacap, Purwokerto hingga Banyumas. Disini seluruh peserta kembali beristirahat dan makan malam di Rumah Makan Pringsewu Sumpiuh. 
(Terios Di Jogjakarta)
Perjalanan kembali dilanjutkan sekitar pukul 21.30. Jalan yang dilalui melewati kota Purworejo, Sleman dan akhirnya tepat pukul 01.30 akhirnya tiba juga di Kota Jogjakarta setelah melakukan perjalanan selama kurang lebih 16 jam yang membuat pantat panas dan badan pegal-pegal. 

Setelah bermalam peserta sudah berkumpul di depan Hotel Amaris Jogjakarta, untuk bersiap mengunjungi Desa Kinahrejo di Kaki Gunung Merapi. Sebelumnya berangkat seluruh peserta mengunjungi Showroom Daihatsu Jogjakarta dan diajak tour keliling dealer untuk melihat fasilitas yang ada seperti showroom, tempat pengecatan, bengkel, dan diberi penjelasan tentang pelayanan dan penjualan Daihatsu di kawasan Jogjakarta dan Terios menjadi produk yang paling diminati.
(Terios Di Kinahrejo)
Setelah selesai acara tersebut kemudian dilanjutkan mengunjungi Desa Kinahrejo, Cangkringan , Sleman. Lokasi ini banyak dikunjungi oleh wisatawan karena daerah ini pernah menjadi daerah yang luluh lantak oleh erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 yang lalu, dan peserta diajak mencoba performa Terios dengan mengendarainya sendiri. 

Memasuki hari ke-4, setelah menikmati keindahan Kinahrejo, perjalanan dilanjutkan kembali menuju Malang melalui kota Wonogiri, Pacitan, Trenggalek, Tulung Agung dan Blitar. Satu hari penuh peserta menghabiskan waktu di perjalanan. Dua kali istirahat untuk saat sholat jumat di daerah Jatisrono dan satu kali untuk mengisi bensin. Sampai di kota Malang sekitar jam 22.00. Kurang lebih 13 jam kami habiskan di perjalanan. 
(Terios Di Ranu Pani)
Sabtu pagi tanggal 5 Oktober 2013 atau hari ke-5 perjalanan bertajuk Terios 7 Wonders “Hidden Paradise” dilanjutkan ke Ranu Pani, sebuah danau (ranu) seluas 4 hektar tempat yang berada di kaki Gunung Semeru yang juga merupakan salah satu tempat tinggal suku Tengger. Sampai di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru saat hari mulai gelap. Selain Ranu Pani ada juga danau lain yang berada di kawasan taman nasional ini yaitu Ranu Kumbolo. 

Sekitar pukul 7 malam peserta tiba di Ranu Pani. Semuanya langsung menggunakan jaket tebal karena dingin sudah mulai menusuk tulang. Peserta disambut oleh tokoh masyarakat setempat dan langsung disiapkan hidangan santap malam. Setelah makan peserta sudah disiapkan tenda untuk menginap ditepi danau Ranu Pani. Disinilah tempat untuk menikmati keindahan sejuta bintang, karena langit sangat cerah dan jutaan bintang begitu bersinar di atas langit. 
(Kemah di Ranu Pani)
Setelah selesai hunting foto, acara dilanjutkan dengan api unggun di tepi danau. Beberapa rekan blogger sudah kelelahan dan langsung tidur. Menjelang malam semua peserta memasuki tenda untuk beristirahat. Ditambah lagi udara dingin semakin menusuk tulang. Jaket dan sarung tangan tidak sanggup menahan dingin yang mencapai sekitar 5 derajat celcius. 

Walaupun beberapa peserta masih mengantuk tapi mereka terpaksa bangun karena ingin mengejar sunrise dan mengambil gambarnya. Alangkah kagetnya ketika keluar tenda melihat pemandangan yang sangat indahnya Danau Ranu Pani karena semalam datang sudah gelap dan tidak melihat kondisi danau secara keseluruhan. Tepat pukul 10 pagi, peserta memberikan sedikit kenang-kenangan berupa peralatan kebersihan untuk penduduk Desa Ranu Pani, peserta pun beriringan kembali menuju tujuan berikutnya Taman Nasional Baluran Situbondo Jawa Timur dengan menggunakan Daihatsu Terios. 

Tepat pukul 8 malam seluruh peserta Terios 7 Wonders sudah tiba di pesanggrahan Bekol tempat mereka akan menginap. Sajian makan malam dengan berbagai menu penggugah selera sudah tersaji dan tanpa siap untuk disantap oleh seluruh peserta. 
(Terios di Baluran)
Setelah istirahat mandi peserta diajak untuk melakukan safari malam melihat-lihat kehidupan malam para hewan penghuni Baluran. Walau pun badan masih pegal-pegal tapi kapan lagi kalau tidak sekarang. Mereka pun berjalan menyusuri jalan sambil diterangi oleh senter sambil berjalan pelan-pelan, karena hewan-hewan tersebut akan takut jika mendengar keributan. Banyak binatang yang melintas seperti kijang, monyet dan burung. Setelah satu jam dihabiskan untuk ber-safari malam. Seluruh peserta kembali ke Bekol untuk beristirahat dan bangun pagi untuk menyongsong matahari terbit yang sangat indah untuk diabadikan. 

Pagi-pagi peserta disibukkan dengan kegiatan mengejar sunrise. Mengingat momen tersebut sangat spesial apalagi di tempat yang sangat indah seperti di Taman Nasional Baluran ini, meskipun waktu masih menunjukkan jam 5 pagi, tapi langit sudah terang benderang seperti jam 6 pagi. Tapi kegiatan berburu sunrise jangan sampai terlewatkan. 

Setelah selesai hunting foto sunrise, dengan menggunakan Terios, seluruh peserta kembali menjelajahi dan mengeksplorasi keindahan alam Taman Nasional Baluran yang memiliki luas 25.000 Hektar. Hamparan vegetasi sabana yang diselingi dengan pohon-pohon khas daerah kering. Sesekali mereka harus mengendap-ngendap untuk melihat adanya segerombolan kijang yang sedang mencari makan. Karena jika mendengar ada yang datang mereka langsung lari ke bagian hutan. 
(Terios Di Baluran)
Setelah puas menikmati pemandangan Taman Nasional Baluran, seluruh peserta berangkat lagi menuju tujuan berikutnya yaitu Bali. Sekitar 30 menit seluruh peserta sudah sampai di pelabuhan Ketapang dan satu jam kemudian sudah sampai di Gilimanuk. 

Setibanya di Bali, seluruh peserta menyempatkan diri untuk istirahat dan makan siang dengan menu khas Bali yaitu Ayam Betutu. Perjalanan dilanjutkan menuju tempat istirahat di Pulau Dewata ini yaitu Hotel Santika Kuta. Setelah makan malam di depan hotel, seluruh peserta beristirahat kembali untuk menyiapkan tenaga menuju tujuan berikutnya. 

Selasa pagi tanggal 8 Oktober 2013, setelah selesai sarapan seluruh peserta sudah siap kembali menuju Pelabuhan Padang Bay untuk menyeberang ke Pelabuhan Lembar, Pulau Lombok. Dari Hotel Santika menuju Padang Bay hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam, selain jalanan mulus juga tidak begitu macet. Sedangkan untuk menyeberang dibutuhkan waktu sekitar 3 jam.

Setelah makan siang para peserta check in di Hotel Santika Mataram, sementara tujuh kendaraan yang setia mengantarkan seluruh peserta melakukan check up di Dealer Daihatsu Mataram. Kendaraan juga perlu di check up apalagi sudah menempuh jarak ribuan kilometer. Sementara itu seluruh peserta ada yang lanjut berenang, ada juga yang langsung beristirahat di kamar. 
(Terios Di Desa Rembitan)
Hari Rabu tanggal 9 Oktober 2013 tim Sahabat Petualang Terios 7 Wonders mengunjungi salah satu tempat wisata budaya di Pulau Lombok yaitu Desa Sade Rembitan yang berada di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Untuk mencapai desa ini cukup mudah, tidak jauh dari Kota Mataram dan berada di jalan utama menuju Pantai Kuta Lombok. 

Setelah disuguhi beragam tari-tarian, seorang pemuda Sasak yang juga sekaligus menjadi pemandu mengajak berkeliling desa, sambil menjelaskan bahwa penghuni desa ini terdiri dari 150 rumah yang dihuni oleh sekitar 750 orang. Semuanya merupakan keturunan suku sasak dan sudah hidup secara turun temurun sampai 15 generasi. 

Masih banyak peninggalan-peninggalan adat istiadat serta budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini seperti mengambil padi di lumbung padi hanya boleh diambil oleh perempuan, tidak boleh laki-laki. Ada juga kebiasaan yang masih dilakukan seperti mengepel lantai dengan menggunakan kotoran kerbau. Hal ini dilakukan agar lantai yang terbuat dari tanah liat itu menjadi mengkilat. 

Satu yang masih tetap di pertahankan hingga saat ini adalah kebiasaan wanita agar bisa menenun kain. Jika seorang wanita tidak bisa menenun, maka dia tidak boleh menikah. Di setiap rumah di desa Sade banyak dijual hasil tenunan mereka sekaligus bisa dibeli oleh para pengunjung. Selain itu ditampilkan juga alat untuk menenun dan cara menggunakannya. 
(Pantai Pink)
Setelah itu acara dilanjutkan ke Pantai Pink yang berada di Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur, dari Mataram hanya butuh waktu 2 jam. Melewati hutan-hutan yang kering karena kemarau, serta berbagai jenis jalan mulai dari jalan mulus hingga jalan rusak menjelang lokasi. 

Akhirnya kita menemukan satu tempat yang memang benar salah satu hidden paradise di Indonesia. Tempat ini jauh dari keramaian, bahkan listrik pun tidak ada. Namun pemandangan alam yang tersaji sangat indah ditambah lagi pasir pantainya nampak seperti berwarna merah muda alias pink. 

Perjalanan kemudian dilanjutkan untuk mengunjungi pantai lainnya yang tidak kalah cantiknya dengan Pantai Pink yaitu Pantai Selong Belanak. Untuk mencapai pantai ini harus melewati bukit-bukit tandus dan jalanan yang berliku. Kami berkejaran dengan waktu karena matahari akan segera tenggelam dan hari sudah akan gelap. Namun akhirnya kami sempat melihat keindahan senja dan munculnya bulan sabit di langit Pantai Selong Belanak yang berada di Lombok Tengah itu. 

Hari Kamis tanggal 10 Oktober 2013 perjalanan kembali dilanjutkan. Setelah check out dari Hotel Santika Mataram, tim Terios 7 Wonders tepat pukul 08.00 WITA mulai bergerak menuju dealer Daihatsu Mataram sekaligus mengucapkan terima kasih karena sudah melakukan service terhadap 7 Daihatsu Terios sejak semalam. 

Setelah photo bersama, tim sahabat petualang bergerak menuju Pelabuhan Kayangan di Lombok Timur. Ke-7 Daihatsu Terios kembali harus naik ferry menuju Pelabuhan Pototano, Sumbawa. Perjalanan pun dilanjutkan setelah mengabadikan sunset. Kurang lebih 200 km perjalanan akhirnya tiba juga di Kota Dompu. 

Sebelum beristirahat di hotel, peserta menyempatkan diri untuk makan malam di sebuah rumah makan dengan menu khas ayam taliwang dan makanan laut. Tepat jam 22.00 kami sudah tiba di penginapan Hotel Aman Gati dan masuk ke kamarnya masing-masing. 
(Lakey Beach)
Suara desiran ombak membangunkan seluruh peserta dan bergegas beranjak dari tempat tidur dan langsung menikmati sebuah pemandangan indah di depan mata Lakey Beach, yang berada tepat di belakang peserta menginap terhampar sebuah pemandangan pantai yang terkenal dengan ombaknya yang cocok untuk surfing. 

Lokasi pertama yang dituju adalah Desa Palama Kecamatan Donggo Kabupaten Bima. Saat memasuki desa, jalannya cukup sempit dan berliku. Namun ketangguhan Daihatsu Terios dapat mengatasinya dengan mudah. Peserta disambut oleh keceriaan anak-anak sekolah yang baru saja pulang. Tidak sungkan-sungkan mereka menyapa kami dengan ramah atau berpose dengan ceria saat di foto, disini juga ada desa yang penduduknya beternak kuda liar dan peserta bisa merasakan kenikmatan susu kuda liar tersebut. Seluruh peserta kemudian melanjutkan perjalanan dari Pelabuhan Sape menuju Pelabuhan Bajo yang ditempuh selama 5 jam perjalanan menggunakan kapal ferry. 

Disinilah para peserta berpisah dengan para driver dan menyisakan 1 mobil Daihatsu Terios menuju Pulau Komodo. Setelah semalam check-in di Hotel Luwansa Labuan Bajo. 
(Kapal Phinisi)
Kini tepat jam 05:30 peserta sudah bangun dan harus segera berkemas untuk check out. Setelah semua berkumpul di lobby seperti biasa diadakan briefing sebelum memulai aktifitas. Hari ini para blogger harus berpisah dengan tim yang sama-sama berangkat dari Jakarta. Blogger dan tim Daihatsu plus media yang baru datang akan melakukan diving dan ber Live on Board (menginap di kapal) di kapal phinisi di sekitar perairan Pulau Komodo. 

Kapal Phinisi Pelayaran merupakan kapal tradisional jenis phinisi yang dilengkapi oleh mesin penggerak. Saat mesin digunakan, layar ditutup tidak dibentangkan. Ada 6 tempat tidur untuk penumpang dan diatasnya ada sundeck untuk melihat pemandangan dan berjemur. Kemudian peserta mulai menyelam dengan giant stride yaitu teknik dengan melangkahkan kaki dari kapal dan langsung terjun ke laut. Mereka menyelam sambil melihat tumbuh-tumbuhan laut, terumbu karang dan segala jenis ikan yang hidup didalamnya. 

Setelah 45 menit menyelam dan cukup puas dengan pemandangan dibawah sana. Seluruh peserta akhirnya kembali ke kapal yang sudah tersaji makanan untuk santap siang. Karena ada pertandingan sepakbola antara Indonesia dan Korea Selatan akhirnya mereka menginap di Labuan Bajo untuk menonton bola di Pelabuhan. 

Pagi hari semua peserta harus kembali ke kapal karena ada acara lain menanti di dermaga Pulau Komodo. Saat memasuki kawasan dermaga, nampak dari kejauhan sebuah kapal barang yang sudah bersandar di dermaga dan ternyata terdapat mobil yang selama ini menemani perjalanan seluruh peserta selama 13 hari terakhir. 
(Terios Di Pulau Komodo)
Sebuah mobil Daihatsu Terios terikat dalam kapal barang tersebut. Akhirnya misi utama yaitu membawa mobil tersebut sampai ke Pulau Komodo berhasil. Namun mobil tersebut tidak sampai diturunkan ke dermaga, apalagi sampai dihidupkan, karena takut mengganggu ekosistem di Taman Nasional ini. Beberapa ABK cukup takjub dengan kehadiran mobil di Pulau Komodo karena selama ini tidak pernah ada mobil yang sampai di dermaga ini. 

Akhirnya seluruh sahabat petualang melakukan trekking di Pulau Komodo untuk melihat Komodo hanya bisa dilihat di tempat ekosistem aslinya. Kapal mulai bergerak kembali ke Loh Buaya, salah satu spot masuk Taman Nasional Komodo di Pulau Rinca. 
(Komodo)
Saat memasuki kawasan Taman Nasional peserta di kawal oleh seorang ranger dan memberikan beberapa informasi dan instuksi jika bertemu dengan komodo. Setelah menbayar retribusi peserta mulai trekking keliling taman nasional. Komodo pertama kami temui saat mereka santai di kolong sebuah rumah yang berfungsi sebagai dapur. Ada 3 ekor komodo yang sedang ngadem di kolong rumah. Beberapa pengunjung yang kebanyakan orang asing sibuk mengabadikan dengan mengambil foto dan video. 

Itulah perjalanan rekan saya Harris Maulana yang ikut dalam acara Terios 7 Wonders, Terios Perkasa Dari Sawarna Hingga Pulau Komodo biarpun jalanan berkelok, menanjak, turunan terjal, jalanan lurus atau bergelombang. Kang Harris sempat saya wawancarai obyek wisata mana yang paling berkesan? Jawaban Kang Harris adalah “semakin timur, semakin berkesan. paling top pulau komodo tentunya. momen paling berkesan saat menyelam dan saat bertemu komodo”.


Terios Tangguh Dari Sawarna Hingga Pulau Komodo
4/ 5
Oleh
Add Comments

Silakan berkomentar dengan menggunakan kata-kata yang baik dan sopan tanpa spam
EmoticonEmoticon