May 19, 2014

Muhtaza dan Anjani Kreator Kulkas Tanpa Listrik dan Freon

Muhtaza dan Anjani Kreator Kulkas Tanpa Listrik dan Freon

Muhtaza (kiri) dan Anjani (kanan)
Jangan disangka pelajar Indonesia tidak berprestasi di tingkat dunia, dua siswi SMA Negeri 2 Sekayu, Propinsi Sumatera Selatan, yakni Muhtaza Aziziya Syafiq dan Anjani Rahma, meraih dua penghargaan di Intel ISEF (Intel International Science and Engineering Fair) 2014 di Los Angeles, Amerika Serikat pada tanggal 11-16 Mei 2014 lalu. 


Mereka melakukan penelitian dan pengembangan terhadap kulkas tanpa listrik dan tanpa freon. Melalui karya ilmiahnya yang berjudul "Green Refrigerant Box" Muhtaza dan Anjani sukses meraih penghargaan Development Focus Award dan hadiah sebesar USD 10.000 dari U.S. Agency for International Development (USAID). Selain itu, mereka juga meraih Penghargaan Ketiga dengan hadiah senilai USD 1.000 untuk kategori Engineering: Materials & Bioengineering. 


Karya ilmiah mengenai kulkas tanpa listrik dan freon ini fokus pada pemanfaatan kayu Gelam sebagai solusi alternatif untuk pendingin buah dan sayur. Dengan teknologi yang dikembangkan oleh Muhtaza dan Anjani, suhu awal 28 derajat celcius di kulkas tanpa listrik dan freon ini mampu turun menjadi 5,5 derajat celcius dalam waktu 2 jam 20 menit. 

Ide awal mengembangkan teknologi ini, didasari atas potensi sumber daya alam buah-buahan dan sayur-sayuran yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Namun, daerah itu memiliki masalah yang berkaitan dengan listrik. 

Intel selaku pihak yang membawa teknologi kulkas tanpa listrik dan freon karya Muhtaza dan Anjani ke Intel ISEF 2014, percaya bahwa generasi muda Indonesia mampu menjadi kunci untuk mengembangkan inovasi. Muhtaza dan Anjani diharapkan bisa menjadi inspirasi untuk siswa lain untuk terlibat dalam ilmu pengetahuan, teknologi, teknik dan matematika, sebagai dasar untuk kreativitasnya. 

Dunia membutuhkan lebih banyak ilmuwan, kreator dan pengusaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengatasi tantangan global, demikian yang diungkapkan Director Public Affairs Intel Indonesia, Deva Rachman. 

Pada acara Intel ISEF tahun ini diikuti oleh lebih dari 1.700 ilmuwan muda yang dipilih dari 435 kompetisi di lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Selain pemenang utama, finalis juga menerima penghargaan dan hadiah untuk penelitian inovatif mereka, termasuk 17 pemenang Best of Category atau kategori terbaik, yang masing-masing menerima hadiah sebesar 5.000 dollar AS. Intel Foundation juga memberikan dana hibah senilai 1.000 dollar AS untuk masing-masing sekolah dari pemenang dan kompetisi lokal yang mereka wakili. 

Selain itu, Intel Foundation juga memilih sejumlah siswa yang mendapatkan penghargaan, untuk menghadiri kompetisi sains selama 11 hari di Tiongkok. Mereka berkesempatan berbicara dengan para peneliti Intel di Shanghai, dan mengunjungi Pusat Penelitian Panda di Chengdu China. Selamat ya buat Muhtaza dan Anjani. Indonesia bangga punya kalian. 

Muhtaza dan Anjani Kreator Kulkas Tanpa Listrik dan Freon
4/ 5
Oleh
Add Comments

Silakan berkomentar dengan menggunakan kata-kata yang baik dan sopan tanpa spam
EmoticonEmoticon