Panduan Penulisan Soal HOTS (Higher Order Thinking Skill)
pendidikan Soal
Panduan Penulisan Soal HOTS – Sekarang zamannya Soal HOTS
atau Higher Order Thinking Skill. Jadi guru harus bisa membuat soal HOTS. Walaupun
dalam kenyataannya tidak semua soal harus HOTS tetapi bisa LOTS (Lower Order
Thinking Skill) atau MOTS (Middle Order Thinking Skill).
Pembelajaran dan penilaian keterampilan berpikir tingkat
tinggi pada hakikatnya merupakan pembelajaran dan penilaian bermakna bukan
sekadar menghapal karena pembelajaran dan penilaian ini memungkinkan peserta
didik untuk dapat :
- Mentransfer, menerapkan pengetahuan
dan keterampilan yang sudah dimilikinya ke konteks yang baru atau cara
yang lebih kompleks;
- Berpikir kritis,
menerapkan pertimbangan yang bijaksana (wise judgement) atau menghasilkan
kritik yang berdasar (reasoned critique);
- Menyelesaikan masalah,
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dalam kehidupannya.
Nah sekarang bagaimana cara membuat atau menulis soal HOTS
yang benar yang sesuai dengan ketentuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
Dalam penyusunan penilaian berpikir tingkat tinggi, terdapat
tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu:
- Menggunakan stimulus ;
- Menggunakan konteks yang
baru; dan
- Membedakan antara tingkat
kesulitan dan kompleksitas proses berpikir.
Prinsip Penyusunan Instrumen Penilaian Secara
Umum
1. Menentukan secara jelas apa yang akan dinilai
2. Prinsip Penyusunan Instrumen Penilaian Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi
Menggunakan stimulus
Stimulus dapat berupa teks, gambar, skenario, tabel, grafik,
wacana, dialog, video, atau masalah. Stimulus berfungsi sebagai media bagi
peserta didik untuk berpikir. Tanpa adanya stimulus, soal cenderung menanyakan
atau menilai ingatan.
Menggunakan konteks yang baru
Konteks yang baru yang dimaksud adalah konteks soal secara
keseluruhan, dapat berupa materi atau rumusan soal. Agar dapat berfungsi
sebagai alat yang mengukur berpikir tingkat tinggi, soal hendaknya tidak dapat
dijawab hanya dengan mengandalkan ingatan. Bila suatu konteks soal sudah
familiar karena sudah dibahas di kelas atau merupakan pengetahuan umum, dalam
menjawab peserta didik tidak lagi berpikir tetapi hanya mengingat.
Membedakan tingkat kesulitan dan kompleksitas proses
berpikir
Tingkat kesulitan dan proses berpikir merupakan dua hal yang
berbeda. Soal yang mengukur ingatan dapat mudah dan dapat juga sulit, demikian
pula soal yang mengukur berpikir tingkat tinggi juga dapat mudah dan dapat
sulit, tergantung pada kompleksitas pertanyaan atau tugas.
Langkah Penulisan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
1. Menentukan kompetensi dasar dan materi yang akan dinilai
Pendidik harus menganalisis proses kognitif, dimensi
pengetahuan, dan materi pada kompetensi dasar dalam kurikulum yang memungkinkan
dapat dibuatkan soal keterampilan berpikir tingkat tinggi.
2.Menyusun kisi-kisi
Pendidik harus memastikan seluruh komponen yang terdapat
dalam kisi-kisi konsisten, selaras, dan dapat dibuatkan soal keterampilan
berpikir tingkat tinggi.
3.Merumuskan indikator soal
Untuk menghasilkan soal yang mengukur keterampilan berpikir
tingkat tinggi, rumusan indikator perlu memenuhi prinsip penilaian pada
keterampilan ini yaitu perlunya stimulus, konteks baru, dan proses berpikir
tingkat tinggi.
Konteks stimulus disarankan berkenaan dengan kehidupan nyata
sehari-hari dan sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik.
Stimulus yang kontekstual akan memudahkan peserta didik untuk mentransfer
hal-hal yang telah dipelajari sehingga timbul sikap positif dan mengapreasiasi
hal-hal yang telah dipelajari. Stimulus dengan konteks yang tidak sesuai dengan
perkembangan peserta didik akan sulit dicerna sehingga tidak mendukung
berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi.
4. Menulis soal sesuai dengan kaidah penulisan soal
Untuk memastikan kualitas soal sehingga memberi informasi
yang valid, soal perlu memenuhi kaidah penulisan soal dari aspek konstruksi,
substansi, dan bahasa. Prinsip ini sama dengan prinsip penulisan soal secara
umum (kaidah penulisan soal dan contoh-contoh soal level 1, 2, dan 3 bisa
dilihat pada buku Panduan Tes Tertulis. Aspek lain yang perlu dipertimbangkan
adalah isu sensitif. Soal hendaknya tidak menyinggung suku, agama, ras,
antargolongan, dan tidak mengandung unsur pornografi, politik praktis,
kekerasan, dan komersialisasi produk.
Untuk lebih lengkapnya silakan Panduan Penulisan Soal HOTS untuk
jenjang SD, SMP, atau SMA silakan