Bergerak Bersama Agar Kita Sehat, Kini dan Nanti Dengan Imunisasi
Informasi
Perawat sedang memberikan imunisasi MR kepada peserta didik (Dok. Pribadi) |
Sejak awal Agustus 2017 saya sudah
terlibat dalam kegiatan imunisasi di lingkungan sekolah. Tugasnya memang bukan
sebagai tenaga medis (dokter, bidan atau perawat) tetapi sebagai tim
dokumentasi dari sekolah.
Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi imunisasi campak dan rubella kepada guru-guru SD dan SMP yang ada di sekitar sekolah kami. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Puskesmas dokter Hj. Dewi Ratnawati dan Camat Gabuswetan saat itu Mohamad Iskandar pada hari Senin (07/08/2017).
Camat dan Kepala Puskesmas sedang memberikan pengarahan (Dok. Pribadi) |
Saat itu pemerintah Indonesia
mengadakan program imunisasi Campak dan Rubella dengan sasaran anak usia 7-15 tahun. Sehingga peserta didik SMP
Negeri 1 Gabuswetan termasuk di dalamnya. Tujuan pemerintah mengadakan Imunisasi
MR adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak dan remaja terhadap penyakit
Campak dan Rubella.
Siswa sedang diimunisasi MR (Dok. Pribadi) |
Penyakit Campak dan Rubella merupakan penyakit infeksi yang menular melalui saluran nafas yang disebabkan oleh virus. Sehingga anak atau orang dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi campak dan rubella berisiko tinggi tertular. Selain itu, tujuan diadakan imunisasi MR ini adalah untuk melindungi buah hati dari kesakitan, kecacatan dan kematian akibat campak dan rubella.
Imunisasi sendiri diartikan suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi. (Menurut Situs Kemkes.go.id)
Pamer bekas imunisasi (Dok. Pribadi) |
Kegiatan imunisasi ini sempat
diwarnai sedikit drama karena ada beberapa pelajar yang menangis dan
ketakutan dengan jarum suntik tetapi secara keseluruhan berjalan dengan lancar karena sebelum kegiatan imunisasi diberi pemahaman tersebih dahulu mengenai manfaat dari imunisasi. Bahkan setelah diimunisasi mereka berfoto bersama dengan teman-temannya dengan
wajah yang riang gembira sambil memperlihatkan bekas suntikannya.
Keterlibatan sekolah dengan Puskesmas, tidak berhenti sampai di situ. Pihak Puskesmas sering datang ke sekolah untuk mengecek jajanan yang ada di kantin, memberikan tambahan vitamin, sosialisasi bahaya asap rokok dan lain-lain.
Hingga pada pertengahan bulan Maret 2020, Indonesia dilanda pandemi. Dimana tidak ada ahli atau orang yang bisa mempredikisi hal tersebut. Akibat dari pandemi ini kegiatan belajar mengajar harus dilakukan melalui daring melalui berbagai cara dari memberikan materi melalui blog, membuat video pembelajaran, belajar dengan google class room, zoom meeting, google meet, whatsapp dan lain-lain.
Kendala yang dihadapi pun bermacam-macam, dari ketiadaan perangkat seperti smartphone, akses internet, siswa yang tidak bisa bangun pagi, orang tua yang tidak memperhatikan anaknya dan lain-lain sehingga pembelajaran daring berdampak pada hasil belajarnya.
Setelah lebih dari satu tahun pandemi akhirnya pemerintah memberikan vaksinasi secara gratis kepada seluruh rakyat Indonesia. Dan kami guru-guru mendapatkan kesempatan lebih awal karena sebagai petugas pelayanan publik setelah tenaga medis.
Saya dan guru-guru SMPN 1 Gabuswetan mendapatkan kesempatan vaksinasi dosis pertama pada 26 April 2021. Guru-guru sangat antusias mengikuti vaksinasi karena mereka ingin segera keluar dari pandemi dan bisa melaksanakan pembelajaran secara tatap muka. Kali ini saya diminta bantuan oleh Puskesmas Gabuswetan untuk menyebarkan informasi melalui media sosial tentang kegiatan vaksinasi ini, selain sebagai tim dokumentasi.
Penyebarluasan informasi kepada masyarakat luas dan peserta didik ini sangat penting bahwa guru-guru di sekolah kami tidak menolak vaksinasi sebagai upaya ikhtiar membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity terhadap jenis virus, termasuk virus Covid-19.
Setelah beberapa hari divaksin, saya bersama rekan-rekan komunitas film di daerah kami mengadakan kegiatan rapat dengan pemilik tempat makan ternama. Kami berlima berada dalam satu ruangan membahas rencana kerja untuk pembuatan iklan film pendek untuk membantu mempromosikan tempat usahanya.
Walaupun kami sudah taat dan patuh terhadap protokol kesehatan, sudah menggunakan masker, dicek suhu tubuhnya, dan cuci tangan dengan sabun yang sudah disediakan di sekitar tempat rapat tersebut. Tetapi saat kami makan bersama tentu masker dibuka, walaupun jarak kami lebih dari satu meter ternyata virus tidak pandang bulu. Sore harinya setelah kami rapat, pemilik tempat makan yang ada dalam satu ruangan dengan kami tersebut dinyatakan positif Covid-19.
Tempat kami makan dan rapat bersama komunitas film |
Setelah mendengar kabar tersebut, semalaman saya tidak bisa tidur. Khawatir dan takut terkena Covid-19 apalagi di sekitar tempat tinggal trennya sedang meningkat. Sang pemilik tempat makan meminta kami diswab agar mengetahui apakah kami yang berada dalam satu ruangan tersebut terkena Covid-19 atau tidak.
Ternyata salah satu dari rekan kami yang berada dalam ruangan tersebut dinyatakan positif juga. Tapi saya bersyukur dinyatakan negatif dari virus Covid-19. Mungkin ini salah satu kelebihan karena saya telah mendapatkan vaksin pertama, sedangkan rekan-rekan yang lain masih belum divaksin saat itu.
Setelah kejadian ini saya berusaha mengedukasi masyarakat tentang manfaat dari vaksinasi. Walaupun baru sebatas membagikan informasi melalui media sosial dan memberikan edukasi kepada peserta didik di sekolah kami. Saya merasa senang karena manfaat vaksinasi sudah dirasakan sendiri.
Setelah vaksin pertama selesai, akhirnya guru-guru mengikuti kegiatan vaksinasi kedua pada tanggal 24 Mei 2021. Tidak hanya dari sekolah kami sendiri tetapi dari sekolah lain juga mengikuti vaksinasi di sekolah kami. Guru yang belum bisa divaksin dosis pertama karena sakit, tekanan darahnya rendah atau tekanan tinggi bisa mengikuti vaksinasi pada kesempatan kali ini.
Sosialisasi Vaksinasi bersama BPBD Jawa Barat, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan RTIK |
Tanggal 21 Juli 2021 saya ikut serta dalam kegiatan webinar Sosialisasi Vaksinasi Covid-19 bersama dengan BPBD Jawa Barat, Diskominfo dan Dinas Kesehatan Jawa Barat bersama Relawan TIK Jawa Barat. Pasalnya saat itu warga Jawa Barat masih yang sedikit sudah divaksinasi.
Vaksinasi adalah proses di dalam tubuh, dimana seseorang menjadi kebal atau terlindungi dari suatu penyakit sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut maka tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan, biasanya dengan pemberian vaksin. (Menurut Kemkes.go.id)
Tujuan Vaksinasi Covid-19 yang disampaikan oleh dr. Lucya Agung Susilawati, MARS adalah sebagai berikut :
1. Membentuk kekebalan kelompok
2. Menurunkan kesakitan dan kematian akibat COVID-19
3. Melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh
4. Menjaga produktivitas dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi.
Setelah vaksinasi guru dan staf tata usaha, pada tanggal 14 September 2021 giliran peserta didik yang mendapatkan vaksinasi Covid-19. Saat itu jumlah vaksin masih terbatas sehari hanya 200 - 250 dosis sementara jumlah peserta didik di sekolah kami mencapai 1.058 siswa.
Rekap siswa kelas 7 yang sudah divaksin |
Rekap siswa kelas 8 yang sudah divaksin |
Rekap siswa kelas 9 yang sudah divaksin |