Herawijaya Mengolah Sampah Menjadi Berkah
InformasiHerawijaya dengan produk Bongsangnya |
Peluang bisnis itu terkadang muncul dari kondisi yang ada di lingkungan sekitar. Begitu juga yang dialami oleh Herawijaya. Pemuda dari Karangampel Indramayu ini melihat peluang bisnis setelah melihat ada permasalahan yang ada di lingkungan sekitar.
Indramayu selain dikenal sebagai penghasil mangga, juga penghasil padi terbesar di Indonesia. Tetapi tidak hanya mangga dan padi, di Indramayu banyak juga petani pisang. Tetapi banyak petani pisang yang hanya memanfaatkan buah dan daun pisangnya saja tetapi bagian bonggolnya tidak dimanfaatkan.
Dia melihat sampah yang dihasilkan dari batang dan bonggol pisang yang ada di sekitar tempat tinggalnya bisa mencapai 1 ton sehingga dampaknya terhadap lingkungan sekitar menjadi kotor bahkan ada petani yang membuang batang dan bonggolnya ke sungai yang bisa menyebabkan banjir. Selain itu dia melihat penghasilan petani pisang di daerahnya masih rendah.
Tergerak dengan permasalahan lingkungan tersebut, Herawijaya teringat dengan pesan kakeknya semasa hidupnya dulu. Dia pernah bercerita kepada Hera bahwa dulu pada zaman Belanda dia sering makan bonggol pisang untuk menghilangkan rasa laparnya. Saat itu bonggol pisang hanya dikupas lalu diberi garam dan dikukus saja lalu setelah matang kemudian dimakan.
Selain itu dia juga terinspirasi dari makanan ringan yang berbahan dasar bonggol pisang di Yogyakarta. Tapi sayangnya makanan ringan dari bonggol pisang tersebut hanya menggunakan kemasan biasa yang tidak menarik. Lalu dia ingin merebranding ulang bonggol pisang tersebut dengan kemasan yang kekinian dan varian rasanya yang unik.
Dari permasalahan lingkungan berupa sampah dari pohon yang ada di sekitar tempat tinggalnya, cerita kakeknya dan inspirasi dari makanan yang ada di Yogyakarta tersebut, tercetus ide untuk mengelola sampah pohon pisang tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Berawal dari adanya tugas kuliah bernama PKM (Program Kreativitas Mahasisa) dari kampusnya yakni Universitas Muhammadiyah Cirebon, pada tahun 2014 dia mulai riset tentang manfaat dan kandungan dari bonggol pisang. Hingga bagaimana cara mengolah bonggol pisang tersebut menjadi makanan ringan.
Proses risetnya sangat panjang dan melelahkan sejak tahun 2014 lalu. Berbagai percobaan dia lakukan agar menghasilkan makanan ringan yang memiliki kandung gizi tinggi, cita rasa yang unik dan kemasan yang menarik sehingga disukai oleh masyarakat. Dari riset tersebut ternyata bonggol pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi meliputi karbohidrat, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Tetapi kendala selalu ada dalam setiap bisnis atau usaha. Pertama, karena dia masih kuliah sehingga belum bisa fokus dengan risetnya tersebut. Kedua, sudah 20 kali percobaan tapi masih gagal. Ketiga, karena orang tua tidak mendukung dengan usaha yang dia rintis karena stereotip orang tua dari desa bahwa setelah kuliah itu harus kerja dan menghasilkan uang untuk kesejahteraan diri dan orang tuanya bukan untuk jualan hasil bonggol pisang.
Keempat, karena adanya penolakan dari petani pisang itu sendiri karena mereka belum mengetahui manfaatnya. Padahal waktu itu Hera sering mengkampanyekan kepada petani pisang yang ada di sekitar tempat tinggalnya agar bonggolnya jangan dibuang. Tetapi berbagai penolakan tersebut tidak membuat Herawijaya patah arang.
Setelah mendapatkan berbagai penolakan dari keluarga dan petani justru membuat dia menjadi bersemangat untuk membuktikan bahwa apa yang diusahakannya itu suatu saat akan berhasil. Apalagi setelah dia mendapatkan formula yang tepat dalam mengolah bonggol pisang menjadi makanan ringan. Pada tahun 2017 dia mengurus perizinan usahanya hingga mendapatkan legalitas CV dan memperoleh label halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia).
Cara mengolah bonggol pisang menjadi makanan ringan sebenarnya sederhana. Bonggol pisang dari berbagai jenis seperti pisang batu, pisang raja, atau pisang apa aja yang penting adalah pohon pisang yang sudah matang dan siap dipanen bisa diolah menjadi makanan ringan. Alasannya karena getahnya sedikit dan tidak mengeksploitasi tanaman atau pohon pisang tersebut.
Kemudian bonggol pisang tersebut diambil dari batangnya lalu dikupas dan direndam kapur sirih selama satu hari. Setelah itu bonggol pisang tersebut dipotong-potong lalu digiling. Hasil gilingannya tersebut kemudian dibuat adonan lalu diberi bumbu-bumbu dan campuran lain seperti santan, telur, tepung beras, tepung kanji dan perenyah kue sesuai selera.
Lalu adonan tersebut dikukus hingga matang. Setelah dikukus kemudian ditiriskan sebentar lalu diiris-iris sesuai ukuran yang diinginkan kemudian dijemur. Setelah kering kemudian digoreng dan dikemas hingga akhirnya produk olahan bonggol pisang tersebut bisa dipasarkan dan dikonsumsi oleh masyarakat.
Pada tahun 2017, Herawijaya mulai memperkenalkan makanan olahan dari bonggol pisang tersebut dan mengikutsertakan produknya tersebut ke berbagai perlombaan, salah satunya ICA Awards. Dia berhasil penghargaan Indonesian Culture and Nationalism Award dan mendapatkan pendanaan dari proyeknya yang diberi nama ABOPINK yang merupakan singkatan dari A (Sebuah) Bonggol Pisank.
Pada tahun berikutnya tepatnya pada tahun 2018, Herawijaya kemudian mengikutsertakan lagi produknya tersebut ke program Satu Indonesia Awards dan dari berhasil masuk nominasi bidang kewirausahaan perwakilan dari Jawa Barat.
Dia mendaftarkan produknya tersebut ke salah satu penghargaan bergengsi di Indonesia yakni Satu Indonesia Award bidang kewirausahaan. Dia memasukkan produk unggulan dari olahan bonggol pisang kedalam ajang tersebut. Ternyata produknya tersebut masuk nominasi karena dia sering memberikan pelatihan pemanfaatan bonggol pisang kepada petani pisang, ada inovasi dari pengolahannya, serta ada nilai ekonominya sehingga dia lolos menjadi perwakilan provinsi Jawa Barat bidang kewirausahaan.
Produk olahan dari bonggol pisang kini dikemas kekinian dan memiliki berbagai varian rasa yang unik seperti original, pedas, jagung bakar, balado, barbeque, coklat, rumput laut, dan telur asin.
Saat ini dia memiliki 6 orang karyawan dari bisnis makanan ringan dari bonggol pisang tersebut. Pemasaran produk yang kini bernama Bongsang (Bonggol Pisang) ini dilakukan secara online dan offline.
Bongsang kini memiliki reseller di berbagai wilayah di Indonesia seperti Bandung, Cirebon, Demak, Semarang, Brebes, Pekalongan, Karawang, Jakarta, Depok, Banteng, Surabaya, Kediri, Tulungagung, Malang, Palembang, Lampung, Linggau, Pekanbaru dan tentu di daerahnya sendiri Indramayu.
Pemasarang onlinenya melalui media sosial instagram yakni menggunakan akun @bongsangid, melalui Instagram Ads, dan iklan di marketplace. Bongsang juga bekerjasama dengan toko oleh-oleh, membuka reseller dan distributor. Selain itu Bongsang juga melakukan B2B (Business to Business) dengan membuka makloon dan co-branding.
Kini usaha Bongsangnya masih eksis dan terus melebarkan sayapnya dengan membuka reseller dan distibutor di berbagai wilayah Indonesia. Bahkan pemasarannya kini merambah ke negara lain seperti Malaysia, Singapura dan negara lain.
Sampah tidak hanya menjadi masalah tetapi sampah bisa menjadi berkah karena ada sentuhan tangan-tangan terampil, kreatif dan inovatif. Mari bangkit bersama untuk Indonesia dengan manfaatkan sampah menjadi barang-barang yang bermanfaat. Terima kasih Herawijaya yang sudah memberikan inspirasi dan motivasi untuk kita semua.