Sep 2, 2013

Filipina Tiru Kebebasan Berekspresi Indonesia

Filipina Tiru Kebebasan Berekspresi Indonesia

Kebebasan berekspresi dan kebebasan informasi di antara negara-negara anggota ASEAN tidak semuanya sama. Negara Thailand dan Indonesia, memiliki kebebasan berekspresi yang longgar bagi pers atau blogger yang sekarang sudah menjadi salah satu alternatif dalam penyebaran informasi atau jurnalis warga. Tetapi ada juga negara yang mengekang kebebasan berekspresi warganegaranya, bahkan ada negara yang memenjarakan blogger dan membunuhnya jika tulisan tersebut menentang pemerintahan negaranya. 

Seperti Filipina pada tahun 1986 yang lalu lebih dari 150 orang petugas pers termasuk wartawan dan blogger tewas terbunuh. Salah satu penyebab adalah kebebasan berekspresinya masih dibatasi, jika tulisannya menyinggung pemerintahan, maka dia akan menjadi korban pembunuhan oleh oknum-oknum tertentu. Selain itu banyaknya korban yang terbunuh di kalangan pers diduga karena adanya kebudayaan impunitas, yaitu lambannya penegakan hukum. Impunitas menyebabkan orang-orang yang memiliki potensi melakukan kekerasan tak merasa takut dan jera menghadapi tindakan hukum. 

Tapi sekarang di Filipina tidak seperti itu lagi, sejak pemerintahannya berganti, maka kebebasan berekspresi dan kebebasan informasi sudah mulai longgar dan terbuka. Beberapa waktu yang lalu di acara ASEAN Blogger Festival Indonesia di Solo. Perwakilan blogger dari Filipina juga hadir dan mereka memperkenalkan pariwisata Filipina yang eksotik melalui video dan brosur kepada seluruh peserta. Ini merupakan bukti bahwa Filipina kini sudah membuka diri dan tidak membatasi bloggernya untuk pergi ke negara manapun. Mereka (blogger) malah jadi duta pariwisata bagi negaranya Filipina. 

Kini kebebasan berekspresi dan kebebasan informasi sudah menjalar ke beberapa negara di kawasan ASEAN. Selain Thailand, Indonesia, dan Filipina, Kini mulai menjalar ke negara Kamboja, dan Myanmar walaupun belum menyeluruh. Pemerintah Myanmar sudah menghapus sensor untuk media mulai dari surat kabar, buku, karya fiksi bahkan sampai tulisan blogger pada Agustus 2012 lalu. Tapi mereka harus menyerahkan tulisan tersebut ke badan sensor setelah dipublikasikan. 

Memang untuk masalah kebebasan berekspresi dan kebebasan informasi kembali kepada Pemimpin negaranya masing-masing. Ada pemimpin negara yang menerima saran dan kritik melalui media sosial, blog dan media, ada pula yang tidak menerima dan malah berbalik memperkarakan bahkan memenjarakan mereka.

Di Indonesia, pemimpinnya sudah bebas menerima kritikan dan saran dari warganya melalui akun jejaring sosial facebook dan twitter. Bahkan beberapa waktu yang lalu situs presiden SBY dihack oleh seorang penjaga warnet. Begitu juga di sosial media twitter, akun tukang kritik presiden SBY dan para pejabat di Indonesia semakin banyak, dan yang paling populer di Indonesia adalah akunnya @TrioMacan2000 yang sangat kontroversial. Tetapi Presiden dan pihak aparat tidak langsung menangkap akun tersebut tapi menjadi informan yang bisa dijadikan acuan untuk penyelidikan. 

Tapi bagi seorang blogger, kebebasan berekspresi walaupun hak asasi tetapi sebaiknya “bebas bertanggungjawab.” Kita tidak dilarang menulis apa saja yang ada di benak kita, tetapi harus bisa mempertanggungjawabkan tulisan kita secara moral kepada diri sendiri, orang lain dan Sang Pencipta. 

Blogger Indonesia harus bersyukur karena kita diberi kebebasan oleh pemerintah untuk mengeluarkan pendapat, ide dan pemikiran-pemikiran. Baik yang sejalan maupun yang tidak sejalan dengan pemerintah. Tidak masih ada negara-negara ASEAN yang masih dikekang kebebasan berekspresinya. Blogger boleh bebas berekspresi, asalkan masih dalam koridor yang benar, tidak melanggar norma dan hukum yang berlaku di Indonesia. Kini kebebasan berekspresi di Indonesia jadi panutan negara-negara ASEAN termasuk Filipina.

Mudah-mudahan tulisan yang kita posting di blog dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Hingga tulisan kita akan bisa abadi walaupun kita sudah meninggal nanti. Tulisan yang bermanfaat akan memberikan ladang pahala bagi kita walaupun raga kita sudah tak ada.
Filipina Tiru Kebebasan Berekspresi Indonesia
4/ 5
Oleh
Add Comments

Silakan berkomentar dengan menggunakan kata-kata yang baik dan sopan tanpa spam
EmoticonEmoticon