Oct 28, 2020

Guru yang Kreatif dan Inovatif Memanfaatkan Teknologi Untuk Membuat Pembelajaran Daring dan Luring Menyenangkan

Guru yang Kreatif dan Inovatif Memanfaatkan Teknologi Untuk Membuat Pembelajaran Daring dan Luring Menyenangkan

Kegiatan guru selama PJJ (Dok. Pribadi)


Tidak ada yang menyangka pandemi Covid-19 datang secara tiba-tiba dan memberi dampak kepada seluruh umat manusia di dunia. Tidak hanya pekerja dan karyawan yang harus bekerja dari rumah, tetapi dalam dunia pendidikan yang mengharuskan siswanya belajar dari rumah. 


Karena untuk terhindar dari pandemi ini kita harus menggunakan masker, sering mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer, dan menjaga jarak antara satu orang dengan yang lainnya. Bisa dibayangkan jika sekolah tidak diliburkan maka akan semakin banyak pelajar yang terkena pandemi ini. 


Dibalik musibah tentu ada hikmah, selama ini ada orang tua yang sering meluapkan emosinya kepada guru pada saat mendidik anaknya tidak sesuai dengan harapan, sekarang mereka bisa mengerti sulitnya mendidik anak sendiri. 


Begitu juga dengan gurunya, jika semula belajar teknologi hanya mengejar selembar sertifikat untuk kenaikan pangkat dengan mengikuti kegiatan workshop, seminar, diklat atau pelatihan, tetapi kini materi tersebut dibutuhkan dan dipraktikan karena pembelajarannya dilakukan secara online atau daring (dalam jaringan). 


Beruntung saya sudah mempelajari dan memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran daring sejak tahun 2009 dengan membuat materi dan soal-soal ulangan untuk para pelajar yang dibagikan di blog. Hingga kini blog ini masih tetap eksis dan dimanfaatkan untuk pembelajaran secara daring. 


Soal untuk peserta didik sejak tahun 2009


Blog ini tidak hanya dimanfaatkan untuk pembelajaran untuk mata pelajaran yang saya ampu tetapi juga dimanfaatkan oleh guru-guru yang lain untuk mendapatkan perangkat pembelajaran, soal-soal, kisi-kisi, dan jawaban dari penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, penilaian tengah semester, dan lain-lain.  Bagi Anda yang ingin membuat blog silakan klik di sini 


Karena pademi ini pula akhirnya rekan-rekan guru mau belajar tentang cara membuat blog, membuat video pembelajaran menggunakan smartphone, pemanfaatan media sosial dan aplikasi perpesanan untuk pembelajaran,  membuat soal secara online menggunakan Google Formulir, Kahoot, Educandy, Liveworksheet dan lain-lain. 


Guru dituntut untuk tidak gaptek (gagap teknologi) karena pelajar sekarang tentu sudah lebih melek dengan teknologi dan informasi. Berbeda dengan gurunya yang sebagian lahir sebelum adanya smartphone, dan teknologi terbaru. 


Karena pandemi, banyak kegiatan diklat, workshop, seminar atau sejenisnya dilakukan secara online. Tetapi jika ada guru yang memiliki kemampuan lebih dulu dengan teknologi informasi untuk pembelajaran maka solusi terbaik adalah dengan pelatihan antar sesama guru. Hal ini tentu akan berdampak positif untuk meningkatkan pengetahuan bagi guru-guru di tempat mengajarnya masing-masing, apalagi didukung oleh pimpinan di sekolahnya. 


Hal ini sering saya lakukan untuk memotivasi rekan-rekan guru yang lain dengan mengadakan beberapa workshop di sekolah sendiri.  Seperti memberikan workshop pembuatan soal online menggunakan Google Formulir, membuat video menggunakan smartphone untuk pembelajaran pada saat sebelum dan saat pandemi. 


Workshop pembuatan blog dan soal online menggunakan google formulir (Dok. Pribadi)


Kini hampir seluruh guru di sekolah kami sudah dapat membuat soal online menggunakan Google Formulir sendiri, kemudian beberapa guru sudah memanfaatkan video untuk pembelajaran secara daring yang dibuat oleh sendiri.


Tetapi setelah kegiatan belajar dari rumah berjalan beberapa bulan, peserta didik mulai jenuh dengan kegiatan pembelajaran daring yang hanya memanfaatkan aplikasi perpesanan, mengerjakan soal online, atau guru hanya sekedar memberikan tugas-tugas saja.  Grafik keterlibatan peserta didik mulai menurun bahkan tersisa 50% saja yang masih mengikuti pembelajaran. 


Oleh karena itu saya mencari cara agar meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran secara online. Salah satu cara yang telah saya lakukan adalah dengan membuat game drag and drop menggunakan Liveworksheet.  


Game drag and drop pelajaran IPS kelas 7 SMP (Dok. Pribadi)


Dengan game ini grafiknya meningkat kembali. Cara yang saya lakukan adalah pertama membuat soal drag and drop terlebih dahulu menggunakan Liveworksheet.com. Setelah itu kode linknya atau embednya dibagikan di blog.  Bagi Anda yang ingin mengetahui cara membuat game Drag and Drop silakan klik di sini 


Guru harus memahami karakter siswa di sekolah masing-masing. Di tempat kami, siswa tidak mau mengerjakan soal yang berbelit dengan mengharuskan login terlebih dahulu. Oleh karena itu saya membuat game drag and drop tidak mewajibkan siswa untuk login. 


Mereka cukup bermain game drag and drop (seret dan lepaskan) lalu menekan tombol Finish kemudian menekan Check my answer dan melihat hasilnya. Setelah muncul hasilnya mereka mengirimkan kepada gurunya dengan cara screenshot dan mengirimnya melalui aplikasi perpesanan. 

Screenshot game drag and drop siswa (Dok. Didno)


Rata-rata mereka merasa senang dengan kegiatan belajar seperti ini, mereka membaca dulu materi pembelajarannya di blog kemudian mengerjakan game drag and drop di blog secara langsung atau menuju ke link Liveworksheet.com. 


Ada pertanyaan dari rekan guru yang lain, kalau seperti itu enak pelajar yang mengirimkan tugas belakangan karena jawabannya sudah tahu. Saya cukup menjawab anak yang pertama mengerjakan dan jawabannya benar tentu lebih baik nilainya dari yang mengerjakan belakangan. 


Lalu jika ada yang temannya yang tidak mengerjakan tugas hanya mengirim screenshot dari temannya bagaimana?. Saya menjawab disini letak kecerdasan dan kecermatan guru. Jika ada yang mengirimkan punya temannya saya langsung berkomentar dan menunggu jawaban mereka. 


Ternyata adakalanya guru langsung memvonis bahwa kamu mencontek atau mengambil punya orang lain. Padahal setelah ditanyakan ada beberapa siswa yang memiliki kendala seperti handphone yang digunakan tidak bisa screenshot, sehingga harus menggunakan hp temannya, keluarga atau bahkan saudaranya. 


Dalam situasi seperti ini, guru tidak harus mengejar target yang terlalu tinggi, siswa tidak terbebani dengan tugas-tugas yang berat. Siswa sudah mengikuti dan belajar saja sudah bersyukur walaupun nilainya tidak seperti yang diharapkan tidak masalah karena situasi dan kondisinya berbeda. 


Belum lagi kendala yang dihadapi oleh siswa yang tidak memiliki gawai, atau gawainya rusak, masalah keluarga sehingga mereka tidak bisa mengerjakan tugas dari gurunya. Sehinga harus ada perhatian khusus dari guru, wali kelas dibantu dengan guru BP (Bimbingan dan Penyuluh). 


Guru mata pelajaran harus menyiapkan materi pembelajaran secara luring (Luar jaringan) misalnya dengan membuat LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) yang dicetak dan diberikan kepada siswa yang terkendala tersebut. Jika sudah ada gawai, atau gawainya sudah diperbaiki dipersilakan mengirim jawabannya kepada guru atau wali kelasnya masing-masing. Tetapi jika masih terkendala maka tugas-tugas yang dicatat dibukunya dikumpulkan kepada guru mata pelajaran atau wali kelasnya.  

LKPD untuk peserta didik yang tidak memiliki gawai (Dok. Didno)

Pada saat kondisi normal saja guru masih mengalami kendala seperti nilai rata-rata masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) atau KBM (Ketuntasan Belajar Minimal), apalagi dalam situasi seperti pandemi sekarang ini. 


Banyak hal yang mempengaruhi keterlibatan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar dari rumah seperti ketersediaan gawai, sinyal internet yang tidak stabil, kuota internet yang terbatas, permasalahan keluarga, rasa malas dari peserta didik sehingga guru harus bisa menjadi motivator untuk membangkitkan lagi semangat belajar peserta didik. 


Selain itu guru harus kreatif dan inovatif mencari cara pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga materi pembelajaran bisa diterima dengan baik oleh peserta didik, dan mereka merasa tidak terbebani dengan tugas-tugas yang menggunung sehingga mereka tidak mau mengerjakannya lagi. 


Penilaian tidak hanya pengetahuan tetapi juga penilaian sikap dan ketrampilan. Kita bisa menilai sikap dari mereka berinteraksi dengan guru walaupun secara online misalnya kata-kata yang digunakan dalam berkomunikasi di WhatsApp Grup, nama yang digunakan dalam foto profil, keaktifan dalam menjawab pertanyaan guru dan lain-lain. 


Semoga guru-guru Indonesia terus kreatif dan inovatif menghadirkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan baik secara daring maupun luring. Sehingga peserta didiknya tetap sehat dan ceria di tengah pandemi, dan gurunya juga tidak stres dengan berbagai macam perangkat dan penilaian. Dan semoga bisa menjadi Guru penggerak Indonesia ke arah yang lebih baik. 






Profil Penulis

 

DIDNO, S.E  



Lahir di Indramayu, pada tanggal 4 September 1976. Merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Rusli dan Warsem. Menempuh pendidikan dimulai dari SDN Gabuswetan IV (lulus tahun 1988), SMP Negeri Gabuswetan (lulus tahun 1991), SMA Negeri 5 Cirebon (lulus tahun 1994), Universitas Terbuka jurusan Manajemen (Lulus tahun 2002). Penulis adalah guru IPS di SMP Negeri 1 Gabuswetan Indramayu Jawa Barat yang memiliki hobi menulis blog, dan membuat video. Mempunyai cita-cita menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. 

 


Guru yang Kreatif dan Inovatif Memanfaatkan Teknologi Untuk Membuat Pembelajaran Daring dan Luring Menyenangkan
4/ 5
Oleh

2 comments

Silakan berkomentar dengan menggunakan kata-kata yang baik dan sopan tanpa spam
EmoticonEmoticon