Apr 21, 2021

Nilai-Nilai Budaya Masa Praaksara di Indonesia

Nilai-Nilai Budaya Masa Praaksara di Indonesia

 



Belajar dari kehidupan manusia pada masa praaksara, maka terdapat nilai-nilai budaya dan tradisi yang dapat kita ambil sebagai pelajaran dan suri teladan. Nilai-nilai budaya dan tradisi ini masih terlihat dalam kehidupan masyarakat Indonesia hingga saat ini. Nilai-nilai tersebut antara lain adalah sebagai berikut :


1. Nilai Religius (Kepercayaan)

Masyarakat praaksara sudah memiliki kepercayaan terhadap adanya kekuatan ghaib. Mereka mempercayai bahwa pohon rimbun yang tinggi besar, hutan lebat, gua yang gelap, pantai, laut atau tempat lainnya dipandang keramat karena ditempati oleh roh halus atau makhluk ghaib. Mereka meyakini bahwa kejadian-kejadian alam seperti hujan, petir, banjir, gunung meletus, atau gempa bumi adalah akibat perbuatan roh halus atau makhluk ghaib. Untuk menghindari malapetaka maka roh halus atau makhluk ghaib harus selalu dipuja. Kepercayaan terhadap roh halus ini disebut dengan animisme.

Selain percaya kepada roh halus, mereka juga percaya bahwa benda-benda tertentu seperti kapak, mata tombak atau benda lainnya memiliki kekuatan ghaib, karena ada kekuatan ghaibnya maka benda tersebut harus dikeramatkan. Kepercayaan bahwa benda memiliki kekuatan ghaib seperti keris, tombak, dan lain-lain disebut dinamisme

Animisme adalah Kepercayaan dan pemujaan terhadap roh nenek moyang. Beberapa jenis bangunan yang termasuk bangunan Megalithikum untuk pemujaan roh nenek moyang di antaranya adalah:

a. Menhir, yaitu bangunan Megalithikum  yang berupa tugu batu yang berfungsi sebagai tempat pemujaan roh nenek  moyang, atau penanda peringatan untuk orang yang telah meninggal.

Menhir (idsejarah.com)


b. Dolmen, yaitu bangunan berupa meja batu yang berfungsi untuk meletakan  persembahan untuk roh nenek moyang

Dolmen (balubu.com)


c. Peti Kubur Batu, yaitu peti terbuat dari batu yang yang terdiri atas 6 papan batu dan berfungsi sebagai tempat menyimpan jenazah.

Peti kubur batu (bocoransoalpelajaran.blogspot.com)

d. Waruga merupakan peti kubur batu dalam ukuran yang kecil. Bentuknya kubus dan bulat. Waruga banyak ditemukan di Sulawesi Tengah.

Waruga (balubu.com)

e. Sarkofagus adalah bangunan berupa kubur batu yang berbentuk seperti lesung dan diberi tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali.

Sarkofagus (balubu.com)

f. Punden berundak adalah bangunan bertingkat yang dihubungkan tanjakan kecil. Punden berundak berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang.

Punden Berundak (Balubu.com)


g. Patung. Bentuk patung masih sangat sederhana umumnya berbentuk binatang atau manusia.

 

Arca (insanpelajar.com)



Sedangkan Dinamisme adalah Kepercayaan bahwa benda memiliki kekuatan ghaib contohnya percaya pada kekuatan keris, tombak, atau benda lain yang memiliki kekuatan gaib

 

2. Nilai Gotong Royong

Masyarakat praaksara hidup secara berkelompok, mereka bergotongroyong untuk kepentingan bersama, contohnya membangun rumah yang dilakukan secara bersama-sama. Budaya gotong royong juga dapat terlihat dari peninggalan mereka berupa bangunan-bangunan batu besar yang dapat dipastikan dibangun secara gotong royong.

 

3. Nilai Musyawarah

Dalam kehidupan berkelompok, masyarakat praaksara telah mengembangkan nilai musyawarah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan dipilihnya pemimpin yang dianggap paling tua (sesepuh) yang mengatur masyarakat dan memberikan keputusan untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bersama.

 

4. Nilai Keadilan

Nilai keadilan sudah diterapkan dalam kehidupan masyarakat praaksara, yaitu adanya pembagian tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Tugas antara kaum laki-laki berbeda dengan kaum perempuan. Hal ini mencerminkan sikap yang adil karena setiap orang akan memperoleh hak dan kewajiban sesuai kemampuannya.

 

5. Tradisi Bercocok Tanam

Salah satu cara yang dilakukan oleh masyarakat praaksara untuk memenuhi memenuhi kebutuhan hidup adalah dengan bercocok tanam. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya alat khas pertanian yang berupa beliung persegi dan alat lainnya.

 

6. Tradisi Bahari (Pelayaran)

Masyarakat praaksara telah mengenal ilmu astronomi.Ilmu ini sangat membantu pada saat mereka berlayar dari pulau ke pulau dengan memakai perahu yang sangat sederhana. Perahu-perahu cadik merupakan bentuk yang paling umum dikenal pada waktu itu.Perahu bercadik adalah perahu yang kanan-kirinya dipasang alat dari bambu dan kayu agar perahunya tidak mudah oleng. Perahu bercadik memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan masa praaksara, selain sebagai sarana lalu lintas sungai dan laut, perahu ini juga berperan sebagai alat penyebaran budaya. 


Itulah materi pembelajaran Nilai-nilai Budaya Masa Praaksara di Indonesia semoga bermanfaat bagi Anda semua. 


Tugas : 

Buat video secara kelompok dengan kelompok 1 dari absen 1-8 dan kelompok 2 dari absen 9-16  

Durasi video 3 - 5 menit dengan materi di atas 

Bisa menggunakan aplikasi Power Point atau edit video seperti Kinemaster, VN, CapCut, atau yang lain 

Gunakan backsound yang bebas hak cipta atau No Copyright Sound klik di sini 

Isi materi dengan menggunakan suara atau tulisan sendiri untuk memperjelaskan materi 

Dilengkapi dengan tujuan pembelajaran  

Jangan lupa cantumkan nama-nama siswa dan kelas ke dalam video tersebut   


Sebagai contoh silakan lihat video pembelajaran berikut ini : 

  

Nilai-Nilai Budaya Masa Praaksara di Indonesia
4/ 5
Oleh
Add Comments

Silakan berkomentar dengan menggunakan kata-kata yang baik dan sopan tanpa spam
EmoticonEmoticon