Memahami Unsur Bahasa dalam Teks Deskripsi
pendidikan
Pemandu wisata sedang menjelaskan kepada pengunjung (Dok. Buku B.Indonesia SMP Kelas 7) |
Teks deskripsi adalah teks yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, mencium, dan merasakan apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya. (Dikutip dari buku Bahasa Indonesia Kelas 7 Kurikulum Merdeka terbitan Kemdikbud Ristek).
Dalam teks deskripsi, penulis berusaha menggambarkan kesan dari hasil pengamatannya terhadap suatu objek kepada pembaca. Berikut adalah ciri dan tujuan teks deskripsi.
(1) Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.
(2)Melibatkan pancaindra (pendengaran, penglihatan, penciuman,
pengecapan, dan perabaan) untuk menggambarkan objek.
(3) Bertujuan agar pembaca seolah-olah dapat melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.
(4) Menjelaskan ciri-ciri objek, seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.
Teks deskripsi bertujuan untuk menggambarkan objek dengan cara
melukiskan objek dari sudut pandang penulis. Melalui teks deskripsi, pembaca atau pendengar dapat membayangkan bentuk, rasa, rupa sebuah benda, atau suasana sebuah tempat atau peristiwa sehingga mereka akan lebih mudah memahami dan tertarik dengan penjelasan kita.
Isi teks deskripsi menggambarkan suatu objek secara konkret atau
nyata; benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat, diraba, dan sebagainya). Lalu, objek tersebut dilukiskan secara lebih jelas menggunakan kalimat perincian; yaitu kalimat yang menyebutkan atau menguraikan suatu objek sampai ke bagian yang sekecil-kecilnya.
Kata konkret adalah kata yang mudah diserap pancaindra. Misalnya, buku, meja, rumah, kuda. Untuk mencapai tujuan teks deskripsi, kita harus melukiskan bagian-bagian yang penting sedetail mungkin dengan menggunakan kalimat perincian. Misalnya, jika kita melukiskan betapa indahnya laut dalam di Wakatobi, kita harus memerinci situasi di dalam laut yang indah itu selengkap-lengkapnya sehingga pembaca dapat membayangkan bagaimana jika dia sendiri yang sedang menyelam di Wakatobi.
Menyunting Teks Deskripsi
Mengenali Tanda Baca dalam Teks Deskripsi
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya:
a. Ardi menikmati kopi gayo.
b. Papandayan adalah salah satu gunung api aktif jenis strato dengan ketinggian 2.662 mdpl.
c. Perjalanan ditempuh dalam waktu satu jam.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya: Jakarta, Jalan Dago, Kabupaten Garut, Sungai Musi, Gunung Papandayan.
3. Tanda Koma
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Misalnya: Ia membeli kopi, kain, dan tas sebagai oleh-oleh untuk para sahabatnya.
b. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung seperti tetapi,
melainkan, sementara dan sedangkan dalam kalimat majemuk setara.
Misalnya: Lili mengambil foto, sementara Fajar memilih menikmati
secangkir kopi.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. Misalnya: Kalau lulus ujian, ayah akan mengajak saya ke Pulau Bali.
d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,
sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian. Misalnya: Gunung
Papandayan telah meletus beberapa kali. Meskipun demikian, kawah
hasil letusan dan hutan mati menjadi daya tarik wisata ini.
e. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru seperti o, ya, wah, aduh, hai. Tanda koma juga dipakai sebelum dan/atau sesudah kata sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak. Misalnya: Wah, indah sekali pemandangan di Pantan Terong! Kamu setuju kan, Nak?
4. Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya:
a. Di mana Toko Kopi Djawa?
b. Dia ikut berlibur ke Yogyakarta.
c. Ia berasal dari Kota Musik.