Oct 26, 2021

Inkubasi UMi, Wadah untuk Meningkatkan Kapasitas Manusia dan Kualitas Usaha Ultra Mikro

Inkubasi UMi, Wadah untuk Meningkatkan Kapasitas Manusia dan Kualitas Usaha Ultra Mikro

Inkubasi UMi


Pandemi Covid-19 sudah lebih dari 1,5 tahun dampaknya sangat terasa oleh hampir seluruh warga Indonesia tidak hanya di perkotaan tetapi juga hingga ke pedesaan. Dari pengusaha, pekerja, pelajar, mahasiswa hingga pelaku usaha ultra mikro yang ada di pedesaan.  


Banyak perusahan dari berbagai sektor yang gulung tikar, dan jutaan karyawan di PHK (Putus Hubungan Kerja) atau melaksanakan pengaturan jadwal kerja baik menggunakan WFH (Work from Home), seminggu masuk seminggu libur atau bekerja saat dibutuhkan saja. 


Tetapi tidak semua mengalami dampak buruk akibat Covid-19 tetapi ada juga yang tumbuh karena pandemi. Perusahaan-perusahaan, atau pelaku usaha yang bisa memanfaatkan teknologi justru mendapatkan banyak keuntungan karena bisa memanfaatkan peluang saat orang tidak boleh melakukan aktivitas di luar rumah kecuali ada hal yang mendesak. 


Pelaku usaha yang bisa bertahan dan bahkan berkembang tersebut memanfaatkan akses internet dengan menjual produknya secara online dan memanfaatkan marketplace atau lokapasar, atau memanfaatkan media sosial. 


Masih banyak pelaku usaha ultra mikro yang biasanya tinggal di pedesaan atau di perkotaan yang belum bisa memanfaatkan hal tersebut. Tetapi pemerintah tidak tinggal diam akan hal tersebut. Melalui Pusat Investasi Pemerintah yakni unit organisasi non eselon di bidang bidang pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Perbendaharaan. 


Salah satu program yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah program Inkubasi UMi yang dilakukan di dua provinsi yaitu di Jawa Barat dan Jawa Timur. Program ini adalah bagian dari kampanye “Bersama Sahabat – UMi Bangkit” yang bertujuan memperkuat Ekosistem UMi dan membantu debitur UMi agar bisa tetap bertahan di masa pandemi ini. 


Program Inkubasi UMi bekerjasama dengan dua lembaga inkubator yaitu Pusat Inkubator  Bisnis Oorange Universitas Padjajaran - Jawa Barat, dan Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha Universitas Brawijaya (BIIW-UB) - Jawa Timur. 


Program ini akan dilaksanakan selama 3-4 bulan dan akan diikuti oleh 55 debitur. Mereka akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan seputar peningkatan  pengetahuan usaha, perbaikan kualitas produk, legalitas usaha dan legalitas produk, pemasaran digital,  manajemen keuangan, dan lain-lain. 


“Pusat Investasi Pemerintah menggelar program Inkubasi UMi untuk membantu para pelaku usaha ultra mikro agar dapat terus berkembang, memiliki daya saing, dan daya tahan di tengah pandemi. Program ini  adalah bagian dari kampanye kami untuk mengembangkan debitur-debitur di area klaster yang akan menjadi acuan sebagai percontohan Kampung UMi ke depan. Salah satu kegiatan pendampingan yang  dilakukan termasuk tentang pentingnya faktor legalitas bagi usaha ultra mikro, izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan sertifikat Halal MUI yang menjamin standar keamanan dan kesehatan produk dari para debitur,” ujar Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Ririn Kadariyah, SH, MSi.


Debitur di dua provinsi tersebut memiliki potensi yang sangat baik untuk terus tumbuh dan berkembang. Untuk itu mereka memerlukan pendampingan usaha yang tepat dan ini menjadi alasan dipilihnya Pusat Inkubator Bisnis Oorange (PIB Oorange) Universitas Padjajaran - Jawa Barat, dan Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha Universitas Brawijaya (BIIW-UB) - Jawa Timur sebagai pendamping debitur. 


“Kami melihat perkembangan usaha ultra mikro di Indonesia masih terhambat oleh lima faktor seperti  permodalan, Sumber Daya Manusia (SDM), kualitas produk, legalitas, dan pemasaran. Melalui program ini kami berusaha  membantu para debitur usaha ultra mikro menjawab kelima tantangan tadi. Kami berharap pengetahuan  yang mereka dapatkan pada Inkubasi UMi ini bisa membantu meningkatkan usaha mereka,” ujar Dr.  Rivani, S.IP., MM., DBA selaku Direktur Pusat Inkubator Bisnis Oorange Universitas Padjajaran.




Program Inkubasi UMi di Jawa Barat melibatkan 35 debitur dengan rincian 25 debitur di  Majalengka dan 10 debitur di Bandung Barat yang dinilai memiliki potensi untuk berkembang. Selama masa pendampingan mereka akan mendapatkan pelatihan seputar manajemen keuangan, peningkatan  kualitas produk, legalitas usaha dan legalitas produk, pemasaran digital, pengelolaan e-commerce, dan  lain-lain. Debitur peserta Inkubasi UMi dibagi ke dalam 4 klaster yaitu kuliner atau pangan, agribisnis, retail,  dan fashion atau kriya. Setiap lima debitur akan didampingi oleh satu orang mentor dan dimonitor setiap minggu. “Kami berharap setelah mengikuti Inkubasi UMi ini, para debitur bisa lebih tumbuh kuat, mandiri,  berkembang, dan memiliki daya saing tinggi,” ujar Dr. Rivani, S.IP., MM., DBA.


Sementara program Inkubasi UMi di Jawa Timur diikuti oleh 20 debitur yang seluruhnya berasal dari kota  Malang. Program pelatihan dan pendampingan di Malang difokuskan pada dua aspek yaitu keuangan dan  pemasaran. “Kami melihat kedua aspek ini sangat penting untuk mendukung perkembangan usaha  debitur. Pencatatan keuangan yang rapi akan membantu mereka mengelola pemasukan dan pengeluaran dengan lebih baik. Dengan begitu, mereka bisa meningkatkan volume penjualan karena sudah memiliki perhitungan yang baik terkait pemasukan dan pengeluaran untuk modal,” ujar Dr. Ir. Setyono Yudo Tyasmoro, MS selaku Direktur BIIW-UB. 

Bu Nonoy Nurhasanah dan Suami


Salah satu peserta program ini, Nonoy Nurhasanah, mengatakan pada saat awal memulai usaha surabi ia sempat menemui kendala dalam hal permodalan. Salah satu rekannya kemudian mengusulkan untuk mengajukan pinjaman UMi demi memperbesar usaha dan penghasilan. Setelah mendapatkan pinjaman usahanya mulai berjalan lancar dan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia sangat berharap pelatihan yang diberikan dapat semakin mengembangkan usaha yang dijalankan sejak 2019.


Sementara debitur dari Malang, Ibu Rahmat Erni Efendi, mengatakan sebelum menjalani usaha printing dan sablon ia bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai pegawai cleaning service. 


Pada tahap awal, kesulitan utama yang ia hadapi antara lain ketiadaan alat, komputer, dan lain-lain, sehingga  sering harus mengerjakan desain di rental komputer. Suatu ketika ia mendapat pesanan sablon yang  membutuhkan modal cukup besar dan ia memutuskan untuk meminjam di UMi. Pinjaman itu digunakan  untuk usaha dan ia mulai bisa menabung sedikit demi sedikit untuk membeli alat yang dibutuhkan. 

Ibu Rahmat Erni Efendi dan Suami

“Dengan program pinjaman UMi dari Pusat Investasi Pemerintah yang memberikan pinjaman modal  kepada kami, dari yang awalnya kami tidak punya apa-apa sekarang bisa menjalankan usaha dengan  lancar,” ujar Ibu Rahmat.

“Para pelaku usaha ultra mikro bisa mendapatkan pinjaman UMi dengan syarat yang cukup mudah antara lain dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan sudah atau akan melakukan usaha dengan level usaha yang masih di bawah yaitu ultra mikro,” ujar Ririn. Selama masa pandemi, PIP memberikan bantuan  subsidi bunga dan bantuan pemerintah untuk pelaku usaha mikro.




Ririn berharap program-program yang dijalankan Pusat Investasi Pemerintah bisa membantu para debitur UMi untuk bangkit kembali dan mempertahankan kesejahteraan keluarga. “Kami akan terus memperbaiki  program-program pengembangan agar bisa terus membantu pelaku usaha ultra mikro di seluruh  Indonesia. Seluruh program yang kami lakukan pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pelaku usaha ultra mikro dan meningkatkan kualitas seluruh aspek usaha mereka,” pungkas Ririn.


Semoga ke depannya program  UMi tidak hanya di dua daerah tersebut yakni Majalengka, dan Malang tetapi juga tersebar ke pelosok Indonesia. Sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh semua pelaku usaha ultra mikro.



Inkubasi UMi, Wadah untuk Meningkatkan Kapasitas Manusia dan Kualitas Usaha Ultra Mikro
4/ 5
Oleh

14 comments

  1. Kang maaf saya dari tadi ngescroll kok nggak nemu-nemu. UMi itu singkatan dari usaha mikro atau ultra mikro kah? Asyik juga ya kalau ada program seperti ini. Ngebantu pengembangan usaha dan nggak hanya terbatas urusan pendanaan saja.

    ReplyDelete
  2. Sangat memudahkan dengan adanya program UMi ini, pinjaman bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis terutama permodalan demi menyediakan alat-alat yang dibutuhkan. Dengan begitu mereka yang terdampak pandemi bisa bangkit dengan merintis usaha atau meningkatkan kapasitas usaha mereka.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget mas Rudi... saat ini dengan bantuan program ini Usaha Mikro bisa berkembang mudah2an merambah ke berbagai wilayah di Indonesia

      Delete
  3. Semoga setelah Majalengka dan Malang, program UMi ini bisa dilaksanakan di kota lainnya yang ada di Indonesia. Program dukungan UMKM seperti UMi ini memang sangat dibutuhkan di era pandemi seperti sekarang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga tidak hanya 2 lokasi tersebut tetapi tersebar ke seluruh Indonesia

      Delete
  4. Bagus banget program UMI ini karena saat pandemi banyak para pelaku UMKM yang terdampak mulai dari omzet menurun bahkan sampai harus gulung tikar. Semoga makin banyak yang terbantu, aamiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas.. banyak orang yang terkena dampak sejak pandemi semoga dengan program UMi ini bisa bangkit kembali

      Delete
  5. UMi, terobosan keren melalui Pusat Investasi Pemerintah ya ?

    karena mereka paling terdampak pandemi

    sedih banget lihat PKL yang berjatuhan

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga dengan program ini usaha mikro di tanah air bisa bangkit kembali

      Delete
  6. Salut sekali dengan program Inkubasi UMi.
    Aku mendengar juga saat awal pandemi bahwa ada bantuan yang diberikan agar para pelaku UMKM bisa terus bertahan di masa sulit ini.
    Semoga stay strong yaa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget dengan adanya program ini semoga bisa membangkitkan perekonomian di tanah air

      Delete
  7. Ngarep banget acara positip seperti ini ada juga di Aceh,karena rasanya Aceh hampir selalu ketinggalan dalam segala hal...dibanding pulau jawa

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga di tempat lain juga ada program UMi ini tidak hanya di pulau Jawa saja

      Delete

Silakan berkomentar dengan menggunakan kata-kata yang baik dan sopan tanpa spam
EmoticonEmoticon